Pondokpesantren sarang adalah sebutan yang lazim digunakan untuk menyebut pondok yang berada di daerah perbatasan Jateng dan Jatim, tepatnya di Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Perintis pondok pesantren Sarang adalah KH Ghozali, nama kecil beliau adalah Saliyo bin K. Lanah. K. Ghozali dilahirkan di desa Sarang pada tahun 1184 H. Beliau
42khx. Kecamatan Sarang secara geografis, terletak di ujung timur Pantai Utara Kabupaten Rembang Jawa Tengah, di sebelah timur berbatasandengan Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban Jawa Timur, sebelah selatan berbatasandengan Kecamatan Sedan, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kragan, sementara di sebelah utara terdapat Laut Jawa. Kecamatan Sarang beribukota di Sarang, secara adminstratif Kecamatan Sarang menaungi beberapa desa yang berderet di sebagian Pantai Utara Rembang. Diantaranya adalah desa Temperak, Karangmangu, Bajing Jowo, Bajing Meduro, Sarang Meduro, Sendangmulyo, dan paling barat desa Kalipang. Jarak antara kota Sarang dengan kabupaten Rembang adalah + 45 Km. sedangkan dengan ibukota propinsi Jawa Tengah Semarang + 156 Km. Kantor layanan publik Kecamatan Sarang berada di desa Kalipang kantor Kecamatan, desa Sendangmulyo Kantor Polsek, Koramil, dan Pasar, desa Sarang Meduro Tempat Pelelangan Ikan, sementara di desa Karangmangu terdapat beberapa Pondok pesantren, di antaranya Lembaga Pondok Pesanten Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah [LP2 MUS]. Desa-desa sepanjang pantai tersebut mayoritas penduduknya adalah nelayan buruh maupun pemodal. Selain di sebut kota ikan karena sumber kehidupan penduduknya dari hasil penangkapan ikan, Sarang juga dikenal sebagai kota santri pusat Pondok Pesantren berada di desa Karangmangu. BERDIRINYA LEMBAGA PONDOK PESANTREN MUS Pada tahun 1850, bermula dari sebuah pengajian monolog di sebuah surau musholla yang dipimpin oleh seorang tokoh yang sangat kharismatik di lingkungan masyarakat nelayan Sarang bernama KH. Ghozali Bin Lanah. Pada saat itu beliau melihat kondisi masyarakat Sarang masih sangat jauh dari norma-norma Islam. Sebagai sarana dakwahnya beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan non formal, yang berupa Pondok Pesantren inilah pondok pesantren pertama yang menjadi cikal bakal berdirinya beberapa Pesantren di Karangmangu Sarang. Dalam perkembangannya, lembaga ini menjadi salah satu prioritas bagi mereka yang ingin mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Murid-muridnya tidak hanya berasal dari wilayah Sarang, akan tetapi banyak yang berasal dari luar daerah. Salah satu murid Beliau yang sangat terkenal adalah KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq, yang selanjutnya diambil menantu oleh KH. Ghozali untuk meneruskan perjuangan Beliau dengan dibantu oleh KH. Fathurrohman putra KH. Ghozali. Sepeninggal KH. Ghozali tongkat perjuangan dipegang oleh menantu beliau KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq dan dibantu oleh dua putra KH. Syua’ib KH. Ahmad dan KH. Imam Kholil. Pada tahun 1928 M. KH. Syua’ib meninggal dunia dengan menorehkan sejarah panjang perjuangan. Dari tahun ke tahun, jumlah santri yang mengaji di lembaga ini semakin bertambah banyak. Hal ini menggugah keprihatinan KH. Ahmad Syu’aib yang melihat kurang memadainya fasilitas, karena kurangnya lokal untuk bermukim bagi para santri yang berasal dari luar daerah. Akhirnya, KH. Ahmad dengan dukungan dan bantuan menantu Beliau, KH. Zubair Dahlan ayahanda KH. Maimoen Zubair, berinisiatif untuk mendirikan lembaga baru yang diberi nama Ma’hadul Ulum Asy-Syari’yyah MUS. Pada perkembangannya Pondok pesantren ini terus mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Semenjak dari asuhan KH. Ahmad Syua’ib w. 1967 M kemudian diteruskan oleh putra Beliau, KH. Abdurrochim Ahmad w. 21 Romadlon 1422 H / 2001 M hingga sekarang Pondok Pesantren MUS telah memiliki santri dengan jumlah terdiri dari 800santri putra dan 400 santri putri . Saat ini Pondok Pesantren MUS telah memasuki generasi ketiga di bawah asuhan KH. M. Sa’id Abdurrochim dibantu oleh KH. M. Adib Abdurrochim dan KH. M. Ahdal Abdurrochim. Seiring dengan berjalannya waktu, Pondok Pesantren MUS terus mengalami perkembangan. Tidak hanya santri dari kalangan remaja dan dewasa, santri anak-anakpun banyak menuntut ilmu di dalamnya. Untuk menjaga kwalitas belajar para santri, khususnya santri dari kalangan anak-anak, maka pada bulan November tahun 2007 M, muncul ide untuk membuat pondok khusus anak-anak. Hal ini dianggap perlu demi menjaga efektivitas dan konsentrasi belajar santri seusia mereka. Karena pada usia seperti mereka diperlukan pendidikan dan pengajaran serta penanganan khusus. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka pada akhir tahun 2007 dibangunlah Pondok Pesantren baru khusus anak- anak yang diberi nama Ma’had Tarbiyatul Athfal. Dimana Pondok Pesantren ini masih berada di bawah naungan Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy-Syari’yyah MUS. Pembangunan Ma’had Tarbiyatul Athfal ini dibiayai oleh sumbangan tidak mengikat yang bersumber dari alumni dan para dermawan. MASYARAKAT SEKITAR PESANTREN Stabilitas ekonomi masyarakat Sekitar Pondok Pesantren MUS, mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, sesuai dengan letak geografisnya yang berada di tepi laut, hanya sebagian kecil saja yang bercocok tanam dan berniaga. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat sekitar Pondok Pesantren ini tergolong kelas menengah. Sedangkan secara statistik keberagamaan masyarakat di sekitar Pesantren berkisar 99,9 % adalah penganut Agama Islam yang taat, sehingga sangat menunjang keberadaan Pondok Pesantren. Respon masyarakat sekitar terhadap Pondok Pesantren dapat terlihat dari partisipasi dan antusias mereka dalam pengajian rutin yang sudah turun menurun, diadakan setiap satu bulan sekali tepatnya Rabu Wage Selapanan. Di samping itu masyarakatpun dapat memanfaatkan para santri Pondok Pesantren MUS dalam kegiatan-kegiatan keagamaan semisal kegiatan Maulidiyyah, Tahlil dan lain-lain. Masyarakat sekitar Pondok Pesantren mempunyai hubungan erat yang dijalin oleh masyayikh dan para ustadz, agar mereka ikut merasa bertanggung jawab atas keamanan, kedisiplinan dan perkembangan Pesantren. Sebagai institusi pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu agama, pesantren mempunyai peranan besar dalam proses transformasi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitarnya. Karena bagaimanapun pesantren merupakan sub sistem komunitas yang lebih besar sehingga mampu mendapatkan kepercayaan yang besar dari masyarakat. IV. FASILITAS Putra Kamar tidur 50 kamar Ruang tamu 2 kamar Aula 2 buah Musholla 1 buah Perpustakaan 2 buah Kantor 3 buah MCK 52 buah Kantin 4 buah Dapur umum 2 buah Putri Kamar tidur 30 kamar Raung tamu 2 kamar Aula 1 buah Musholla 1 buah Perpustakaan 1 buah Kantor 3 buah MCK 25 buah Kantin 2 buah Dapur umum 1 buah V. KEADAAN SANTRI, KYAI DAN GURU/USTADZ Santri yang mondok / belajar di Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah bejumlah + 1200 teridiri dari 800 santri putra 400 santri putri meliputi santri yang bermukim berjumlah + 1075 dan santri yang tidak menetap + 175 santri. Santri tersebut berasal dari sekitar Sarang dan beberapa kabupaten yang berada di Jawa dan luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatra. Jumlah Kyai / Masyayikh adalah 6 orang, meliputi; 1 Pengasuh dan 5 anggota dewan Mustasyar. Ustadz / Guru berjumlah 45 orang, yang mayoritas berpendidikan madrasah tingkat Aliyah. VI. KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PON-PES MUS Proses belajar mengajar di Pon Pes MUS yang wajib diikuti oleh seluruh santri dimulai menjelang subuh. Pkl s/d Bangun Sholat Subuh. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Makan pagi dan persiapan sekolah. Pkl s/d Belajar klasikal di Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah Pkl s/d Makan siang dan jama’ah Sholat Dhuhur. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Istirahat. Pkl s/d Jama’ah Sholat Ashar. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Istirahat Pkl s/d Jama’ah Sholat Maghrib. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Jama’ah Sholat Isya’. Pkl s/d Belajar bersama Study Club Pkl s/d Musyawaroh Diskusi Pkl s/d Istirahat Di samping kegiatan rutin, di pesantren ini juga diadakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler seperti, pembacaan dziba’iyyah, khithobah, diskusi ilmiah mingguan Majma’ Mubahastah Masail Syar’iyyah M3S, kuliah tujuh menit, dan majalah dinding Ar-Rihlah. VII. SUMBER DAN USAHA EKONOMI Sumber dana utama Lembaga Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah LP2 MUS adalah pemasukan dari unit usaha yang berada di bawah naungan pondok serta iuran para santri/siswa setiap bulan. VIII. KEGIATAN USAHA YANG SUDAH BERJALAN Hingga saat ini, kegiatan usaha Lembaga Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah LP2 MUS yang sudah beroperasi dengan optimal mulai tahun didirikan 1974 hingga saat ini adalah koperasi ” DWI BHAKTI”. Optimalisasi usaha koperasi ini, masih sebatas pemenuhan kebutuhan sehari-hari para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren.
1. SMA Negeri 1 Pekalongan Jl. Ra. Kartini Keputran, Pekalongan Tim., Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51128, Indonesia 2. PAUD AN-NAWA Khozonatul Ulum Jetis, Blora Kota, Blora Regency, Central Java 58213, Indonesia 3. Mwi Kebarongan Kebarongan, Kemranjen, Banyumas Regency, Central Java 53194, Indonesia 4. Pondok Pesantren Nur-Rohman Desa Banjaran, Tempuran, Banjaran, Magelang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 56161, Indonesia 5. Pondok Pesantren Sirojul Ummah Dadapan, Sedan, Rembang Regency, Central Java 59264, Indonesia 6. baitul quran Dawung, Sambirejo, Sragen Regency, Central Java 57293, Indonesia 7. MTs Al-Mukarromah Sampang Jl. Masjid Karangjati, Sampang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53273, Indonesia 8. SD NEGERI PETARANGAN 1 Petarangan, Kemranjen, Banyumas Regency, Central Java 53195, Indonesia 9. Madrasah Diniyah Assadiyah Cibuniwangi, Banjarharjo, Brebes Regency, Central Java 52265, Indonesia 10. SDN Jatisawit 01 Jatisawit, Bumiayu, Brebes Regency, Central Java 52273, Indonesia 11. Pondok Pesantren Al Huda JL. Raya Widodaren, Petarukan, Widodaren, Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52362, Indonesia 12. SMP Negeri 2 Paranggupito Paranggupito, Gunturharjo, Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57678, Indonesia 13. SD NEGERI 3 DONOREJO Donorejo, Kaligesing, Purworejo Regency, Central Java 54175, Indonesia 14. SMK NEGERI 5 KENDAL Jalan Raya Bogosari, Tambahrejo, Pageruyung, Tambahrejo, Pagerruyung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51361, Indonesia 15. Masjid Brengkol dan Sekolah MI Brengkol, Pituruh, Purworejo Regency, Central Java 54263, Indonesia 16. SMA Negeri 1 Mojotengah JL. Lurah Sudarto, Mudal, Mojotengah, Jlamprang, Kec. Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56351, Indonesia 17. SD Sidomulyo 3 Desa Sidomulyo, Rw. 5, Banjarejo, Sidomulyo, Kec. Blora Kota, Kabupaten Blora, Jawa Tengah 58253, Indonesia 18. SD Aisyiah Cahaya Insan Panggung, East Tegal, Tegal City, Central Java 52122, Indonesia 19. SD Kembang Kembang, Banjarejo, Kembang, Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah 58253, Indonesia 20. SD Dukuh 01 JL. Bima, No. 1 Rw. 8, Grogol Baru Dukuh Sidomukti, Dukuh, Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50722, Indonesia